Kandiyas itu Setan, Bukan Malaikat

Sebagian orang masih mempercayai bahwa Kandias, atau Sayyid Kandias adalah seorang Malaikat. Padahal, sebenarnya kandiyas adalah jin yang biasanya mereka menggunakannya sebagai khodam. Mereka memanggilnya dengan membaca wirid-wirid tertentu yang tidak pernah di amalkan sama sekali oleh Rasulullah shallalahu alaihi wasallam. Padahal, telah jelas mengenai Hukum Jin Khodam Menurut Islam. Rasulullah juga bersabda tentang apa Malaikat, “Malaikat diciptakan dari cahaya, dan jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan cari apa yang telah dijelaskan kepada kalian (tanah)”. [HR. Muslim]

Keyakinan yang Benar tentang Malaikat

Beriman kepada para Malaikat merupakan pengalaman dari rukun iman yang kedua. Berarti keimanan seorang hamba kepada Allah belum sempurna jika tidak dibarengi dengan rukun iman yang lainnya, termasuk beriman kepada para malaikat.


Allah berfirman, “Rasul telah beriman kepada (Al-qur’an) yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya. Demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya pada para rasul-Nya, kitab-kitab dan para Rasul-Nya…”. [QS. Al-Baqarah : 275].

Ketika Rasulullah ditanya tentang iman, beliau menjawab, “Iman adalah hendaklah kamu percaya (beriman) kepada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan para Rasul-Nya. (HR. Muslim)

Imam Al-Baihaqi berkata, “Iman kepada Malaikat mengandung beberapa maksud : Pertama, membenarkan dan meyakini bahwa malaikat itu benar-benar ada. Kedua, mengakui dan menempatkan posisi mereka secara proporsional. Mereka adalah makhluk Allah seperti manusia dan jin. Mereka tidak akan berkuasa untuk berbuat apa-apa, kecuali yang sudah ditetapkan Allah bagi mereka. Kita tidak boleh mensifatkan mereka dengan sifat yang bisa membuat kita menyekutukan Allah dengan mereka. Ketiga, kita mempercayai bahwa di antara para malaikat itu ada yang menjadi utusan Allah kepada manusia yang dikehendaki Allah, atau mereka diutus Allah ke kelompok manusia lain.” [Kitab Syu’abul Iman : 1/163]

Jumlah malaikat sangat banyak sekali. Tidak ada yang mengetahui jumlah mereka secara pasti kecuali Allah “Dan tidak ada yang mengetahui tentara Rabbmu kecuali Dia sendiri…” [QS. Al-Muddatstsir : 31].

Rasulullah bercerita seputar pengalamannya sewaktu Isra’ dan Mi’raj setelah melewati langit yang ketujuh, “…Kemudian aku dinaikkan ke ke Baitul Makmur, tiba-tiba aku menjumpai pada setiap harinya tempat itu dimasuki oleh 70 ribu malaikat, dan kelompok itu tidak akan punya kesempatan lagi untuk memasuki Baitul Makmur itu sampai hari Akhir….”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Sebagian masyarakat kita belum kenal betul dengan karakteristik malaikat-malaikat Allah, sehingga di antara mereka ada yang meminta bantuan kepada para malaikat untuk mengatasi problema kehidupan yang datang silih berganti tak kunjung selesai. Bahkan sebagian manusia ada yang menjadikan malaikat sebagai Tuhan yang mereka sembah. Maka dari itu Allah mengingatkan hamba-hamba-Nya untuk tidak terjerumus dalam kesyirikan, “Dan dia (Nabi) tidak menyuruhmu menjadikan Malaikat dan para Nabi sebagai tuhan. Apakah patut ia menyuruhmu kepada kekafiran di waktu kamu sudah (menganut agama) Islam ?” [QS. Ali ‘Imran : 80].


Waspada terhadap Penyimpangan!
Pemahaman yang salah dan menyimpang akibat kurangnya ilmu syari’at, serta minimnya mereka menelaah dalil yang menjelaskan seputar kehidupan malaikat. Atau kecintaan mereka kepada para malaikat yang berlebihan. Akhirnya mereka mudah ditipu oleh jin dan syetan yang datang mengaku sebagai malaikat.

Sehingga di antara manusia dewasa ini ada yang mengaku telah didatangi malaikat Jibril dan mendapatkan wahyu darinya. Karena kedatangannya sudah berulang kali, dan nasehat yang diterimanya menurutnya adalah baik. Maka dengan tidak canggung lagi dia mendeklarasikan dirinya sebagai Nabi baru. Atau sepak terjangnya sudah didasarkan lagi pada ajaran Al-Qur’an dan Al-Hadist, karena dia merasa sudah mempunyai ajaran lain yang diterima secara langsung dari malaikat Jibril.

Dan juga orang yang berusaha untuk memperdalam ilmu hikmah serta mengasah kemampuan spiritualnya dengan cara yang tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Saat menjalani “olah spiritual” itu dia didatangi oleh sosok yang mengaku sebagai malaikat utusan Allah untuk menyampaikan benda pusaka atau ilmu kekebalan yang tidak dimiliki manusia kebanyakan. Mereka percaya itu merupakan ‘wahyu’ berasal dari ‘malaikat’ tersebut, tanpa guru lagi mereka mengamalkannya dan meninggalkan ajaran Rasulullah. Bahkan ada juga manusia yang senang menjalani ibadah kepada Allah, lalu datanglah ‘khodam malaikat’ menghampirinya lalu memberikan ritual atau wirid tambahan, yang bisa menjadikan orang itu hebat punya berbagai ilmu kesaktian bahkan seolah-olah menyamai mukjizat para Rasul. Akhirnya dia pun mengamalkan ‘wahyu tambahan’ tersebut sambil mengamalkan ibadah-ibadah lainnya.

Padahal itu ulah jin dan syetan untuk menyesatkan hamba-hamba Allah yang masih lemah akidahnya, atau untuk menguji mereka kepada Allah, kalau iman mereka lemah, pasti dengan mudah mereka akan datang sebagai sosok Khodam Malaikat tersebut. Akhirnya mereka terperosok dalam amalan yang mengandung bid’ah dan syirik. Dengan begitu berarti mereka menyembah jin-jin yang bersosok malaikat tersebut (yang mereka percayai sebagai khodam suatu azimat tertentu, atau bahkan khodam mantra-mantra ilmu kesaktian). Tapi kalau iman orang tersebut kuat, mereka tidak akan terpengaruh dengan “datangnya” malaikat-malaikat gadungan tersebut. Mereka akan tetap tekun beribadah kepada Allah sesuai tuntunan Rasulullah.

Sebetulnya kita sudah diingatkan oleh Al-Qur’an agar waspada terhadap tipu muslihat syetan yang bermodus sosok khodam malaikat. Pada hari kebangkitan nanti Allah bertanya kepada para malaikat-Nya tentang pebuatan orang-orang yang musyrik, “Dan ingatlah (pada waktu) Allah mengumpulkan mereka berfirman kepada para malaikat : ‘Apakah mereka itu dahulunya menyembah kamu ? Para malaikat menjawab : ‘Maha suci Engkau, Engkaulah Pelindung kami bukan mereka, justru mereka telah menyembah jin, kebanyakan mereka beriman jin itu”. [QS. Saba’: 34].

Oleh sebab itu, kita harus waspada terhadap kehadiran makhluk ghaib dalam kehidupan ini, baik yang hadir di alam mimpi atau di alam nyata. Yang terang-terangan mengaku sebagai jin muslim atau mengaku sebagai Malaikat. Kita sudah tidak butuh pentunjuk-petunjuk mereka yang sering disebut dengan ‘wangsit’. Cukup bagi kita petunjuk Allah dan Rasul-Nya, agar tidak tersesat di dunia maupun di Akhirat. Jangan terpedaya oleh tipu daya syetan yang mengaku Malaikat.