Ketika Ustadz Yazid Membongkar Hadits Palsunya Kyai Bid'ah

Sudah menjadi kebiasaan Ustadz Bid'ah adalah menyebarkan hadits-hadits lemah dan palsu. Terlebih lagi, pada bulan Rajab dan Sya'ban, Kyai dan Habib Bid'ah secara kompak menyebarkan hadits palsu tersebut ke tengah-tengah masyarakat.

FAKTA 10: TELITI DALAM HADITS



Sebagai Ulama Sunnah terbesar di Indonesia, Fadhilatusy Syaikh Yazid bin Abdul Qadir Jawas sangat teliti dalam memeriksa hadits-hadits yang beredar di masyarakat. Syaikh Yazid mengerti tentang ilmu hadits dan berhasil mematahkan hadits yang dipegangi selama puluhan tahun oleh Kyai Bid'ah. Ustadz Yazid memaparkan dalam Kitabnya yang berjudul Ar-Rasaail (kitab yang berisi Risalah Aqidah, Fiqih & Hukum) dimana beliau menjelaskan tentang Hadits palsu tersebut berbunyi:


“Rajab bulan Allah, Sya’ban bulanku dan Ramadhan adalah bulan ummatku."

Ustadz Yazid mengatakan bahwa hadits yang biasa dibawakan Kyai Kondang adalah Maudhu' (Palsu). Beliau mengutip perkataan Syaikh Ash Shaghani yang menyatakan tentang kepalsuan hadits tersebut pada kitab Maudhu’atush Shaghani (I/61, No 129).

Tidak tanggung-tanggung, Ustadz Yazid bahkan membawakan redaksi tambahan dari hadits palsu tersebut yang berbunyi:

"Janganlah kalian lalai dari (beribadah) pada malam Jum’at pertama di bulan Rajab, karena malam itu Malaikat menamakannya Ragha'ib…"

Ustadz Yazid menerangkan riwayat hadits tersebut dengan mengutip perkataan Ulama Besar Ibnul Qayyim yang berkata pada kitab Al Manaarul Muniif fish Shahih wadh Dha’if no. 168-169 bahwa, "Hadits ini diriwayatkan oleh ‘Abdur Rahman bin Mandah dari Ibnu Jahdham, telah menceritakan kepada kami ‘Ali bin Muhammad bin Sa’id al-Bashri, telah menceritakan kepada kami Khalaf bin ‘Abdullah as Shan’ani, dari Humaid ath-Thawil dari Anas, secara marfu’".

Titik kritis dari hadist palsu ini menurut Ustadz Yazid terletak pada Ibnu Jahdham. Hal senada diperkuat oleh Ibnul Jauzi dalam kitab Al Maudhu’at (II/125) yang berkata, "Aku telah mendengar Syaikhku Abdul Wahhab al-Hafizh berkata: “Rawi-rawi hadits tersebut adalah rawi-rawi yang majhul (tidak dikenal), aku sudah periksa semua kitab, tetapi aku tidak dapati biografi hidup mereka."

Pukulan telak berikutnya ketika Ustadz Yazid membawakan perkataan Imam Adz Dzahabi yang berkata: "’Ali bin ‘Abdullah bin Jahdham az-Zahudi, Abul Hasan Syaikhush Shuufiyyah pengarang kitab Bahjatul Asraar dituduh memalsukan hadits." Jika anda tidak percaya kepada Ustadz Yazid, anda bisa cek sendiri pada kitab Mizanul I’tidal (III/142-143, No 5879).